Plesir ke Madura (Part 1)

MADURA! Pertama kali kesebut nama itu kenangan gw terbang ke 15 – 16 tahun lalu saat masih sekolah dasar. Kenangan ke pulau yang kata orang gersang itu pertama kalinya untuk menghadiri sunatan paklik atau om yang ada di pamekasan. Emang sih, itu udah lama banget, tapi kenangannya masih melekat karna keseruan naik perahu nyebrang pulau selama beberapa jam kayaknya layak dapet space di memori gw.

Oke skip ngomongin kenangan masa kecil yang radak norak tersebut, balik lagi soal madura. Kini as 24 yo pretty woman gw balik lagi ke madura. Engga, kali ini gak pengen datengin sunatan siapa siapa, ini pure karna gw mau liburan. Liburan di madura ? ADA APAAA DISANAAA? *ditaboksendal*

Jujur tadinya gw bingung dan underestimate soal madura, pulau yang tetanggaan sama surabaya ini gak terlalu kedengeran gaung wisatanya, tentu kalah dibanding pulau besar yang jadi tetangga seperti bali atau lombok. Eh tapi ternyata madura juga menyimpan sejuta potensi loh, nah kedatangan gw kesana salah satunya adalah mengeruk potensi tersebut dan dbawa ke khalayak. Serius, Madura itu gak kalah kok sama Bali kalo urusan pantai. Sayangnya akseslah yang jadi PR kedepannya buat kita dan pemerintah supaya potensi ini bisa di tekan maju.

Balik ke akses, sejatinya masuk madura dari surabaya udah gak perlu dipusingin lagi, kita udah bisa menikmati jalur darat melalui jembatan suramadu yang diresmikan 2009 lalu dan kini dikelola oleh Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS). Jembatan sepanjang 5,4 km menjadi salah satu rute menuju madura dan sebaliknya, selain itu ada juga jalur laut dengan kapal dan jalur udara dengan pesawat terbang.

Selain jembatan, BPWS juga melakukan serangkaian program guna mengembangkan perekonomian disekitar suramadu khususnya di pulau Madura sehingga nantinya Pulau Madura bisa sejajar perekonomiannya dengan Jawa Timur. Program yang dilakukan oleh BPWS diantaranya adalah pembangunan Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura (KKJSM) yang mana nantinya kawasan ini berperan sebaga pintu masuk dan kawasan pusat pertumbuhan Pulau Madura. KKJSM yang sedang tahap pembangunan ini nantinya akan ada Rest Area, tempat wisata, permukiman, dan kawasan industri. Bakalan keren deh pokoknya! Selain KKJSM ada juga KKM yakni Kawasan Khusus Madura yang mana kawasan ini bakal jadi kawasan industri dan pergudangan yang akan mendukung pengembangan pelabuhan peti kemas tanjung bulu pandan. PELABUHAN PETI KEMAS ??? yoih, kayak merak dan pearl harbour lah *dikeplak*

Pelabuhan Tanjung Bulu Pandan juga masih digarap sih, tapi nantinya pelabuhan ini akan menyokong pergerakan arus komoditi di Madura. Kedepannya program dari BPWS ini dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat, bak lokal maupun pelancong sehingga madura jauh lebih maju.

Sebenernya masih banyak banget yang dilakukan BPWS di madura, termasuk salah satunya soal wisata. Tapi kalo gw rinci disini kayaknya ntar judulnya bukan Plesir Madura lagi, tapi laporan kegiatan dan program BPWS. Bahakak. Okelah, saatnya bahas wisatanya. ADA APA DIMADURA ??

Pantai dan hutan Kera Nepa

Pantai Kera Nepa

Selama ini yang gue tau tentang madura cuma api abadi dan karapan sapi doang. Gw terima kalo dikatain norak deh, meski gw selalu ngaku berdarah madura karna keluarga bokap kebanyakan lahir dan tinggal di Sumenep dan Bangkalan tapi gak pernah tuh terbersit buat liburan ke madura. Entahlah, kayaknya gw menyesal karna ternyata madura itu indah men!

Hari pertama #menduniakanmadura, gw diajak ke Pantai dan Hutan Kera Nepa, denger dari namanya sih kayaknya ada bau kera keranya gitu. Bener aja, begitu sampai di desa Batioh, kabupaten sampang ini emang ada hutan kecil dimana berisi kera liar. Yang saik, untuk menuju hutan ini kita harus menyusuri pantai yang tenang dengan pasir lembutnya. Ssss, nyes banget nginjek gundukan pasir pantainya.

Yang unik, hutan kera nepa ini memiliki kera yang berkubu, dimana kubu barat dan timur akan bertemu di tengah hutan dan gak bisa saling mengunjungi. Kalo ada kera yang nekat sowan ke kawasan lawan, katanya mereka gak akan balik lagi karna diserang lawan hingga mati. Euh, sadis yak. Tapi pas lagi di tengah mereka akur kok, kayak cewek gitu lah, pas lagi bareng akur, ntar kalo balik ke wilayah masing masing langsung keluar aslinya ngegosipin lawannya tadi *mendadak curhat*

Kera dari Hutan Kera Nepa ini memiliki ekor yang panjang dan meskipun liar mereka termasuk jinak dan tidak menyerang, asalkan kita tidak menggangunya. Pengunjung yang datang biasanya membawa makanan atau membeli kacang pada penduduk sekitar yang berdagang untuk diberikan pada kera agar dapat berinteraksi dengan mereka. Untuk masuk ke obyek wisata ini kita tidak dkenakan biaya, meski begitu tempat ini cukup terawat walaupun fasilitasnya masih belum bisa dibilang bagus.

Air terjun Toroan

air terjun toroan

Bukan Madura namanya kalo gak disuguhi segala hal yang berbau air. Abis menikmati segernya  air laut di hutan kera nepa, kita beranjak ke air terjun Toroan, lagi lagi namanya menggambarkan situasinya dimana kita akan toron atau turun untuk mencapai lokasi air terjun ini. Tenang, turunnya pake tangga kok, rutenya udah nyaman dan aman. Saat menjejakkan kaki dibawah kita disuguhi laut lagi, kok laut ? iya, ternyata air terjun toroan ini mengalir langsung ke laut, jadi kita bisa lihat gradasi warna antara air laut dan air tawar yang bertemu tapi tak menyatu. Kayak kamu dan dia gitu deh!

Yang gw gak habis pikir, spot keren kayak gini kok bisa bisanya gratis, kalo gw yang jadi pengelolanya pasti gw patok 100 ribu buat masuk *matre*. Yaiyalah, secara disini lo bisa nikmatin deru air terjun yang katanya satu satunya di madura yang sumbernya air tawar trus langsung ngalir ke air laut serta bisa menikmati hembusan angin laut yang aromanya memiliki sejuta kenangan. Dijamin gak nyesel lah kalo bisa kesini, ngademin ati banget. Cocok deh buat kamu yang patah hati buat ngelupain dia. Eaaa *ditabok*

Tapi kalo kesini tetep harus hati hati ya, lokasinya yang dekat dengan laut tanpa pantai berpasir menyebarkan batu karang disekitarnya, meski indah, tapi karang tersebut mampu menggelincirkan kita dan kalo udah jatuh kita bisa langsung terseret ke laut.

Pulau GILIYANG

Pulau Giliyang yang Asri

Gak cuma Jakarta yang punya pulau kecil dan memiliki potensi wisata, Madura pun punya loh, sebut saja Gili iyang, gili labak, gili raja, pulau genting dan masih banyak pulau lainnya. Nah kebetulan gw kebagian mengunjungi Pulau Giliyang atau Gili Iyang.

Berangkat dari Pelabuhan Dungkek yang berada di kabupaten Sumenep, kita menumpang pada kapal motor. Kapal layar kecil yang digerakkan dengan mesin motor ini mampu mengangkut hingga 30 orang dengan lama perjalanan 30 menit ke giliyang. Meski berangkat bulan November, cuaca laut masih bersahabat. Kami nyebrang tanpa hambatan hingga ke pulau yang menurun riset dari lapan merupakan pulau dengan titik oksigen tertinggi di dunia.

Asli gw gak paham kenapa kok oksigen di giliyang bisa tertinggi di Dunia, tapi pas nyampe lokasi emang bener sik, tempatnya rindang. Kalau di kepulauan seribu biasanya penduduk menjadikan sepeda goes dan sepeda motor sebagai angkutan, kalo di giliyang ada motor barang yang disebut dorkas yang bisa mengantar kita ke lokasi homestay atau berkeliling pulau.

Enaknya di giliyang, listrik nyala mulai jam 5 sore, jadi yang namanya televisi, radio dan lainnya gak menyentuh tempat ini. Tapi tenang, sinyal internet masih ada kok. Terutama provider merah, kuning dan biru. Ketidak adaan listrik di giliyang ini sama sekali gak membebani penduduk disini, malahan mereka jadi punya habit yang baik dimana mereka menjadi manusia sosialis yang sejati. Yang begini gak bakal ditemuin di kota besar deh.

Selain penduduknya yang ramah, giliyang juga menyimpan banyak spot cakep yang menenangkan jiwa dan menyehatkan mata. Seminggu aja di giliyang, gw bisa jadi kaya mario teguh deh, saking wise dan damainya hati *eh*

Lembayung dipantai Ropet yang mendung

Liburan gak cuma berakhir dengan ndokem di homestay sist! Ada pantai Ropet yang minta disamperin banget buat liat sunrise. Dengan naik dorkas yang cukup buat 8 orang itu kami diantar ke pantai yang tak berpasir tersebut. Ingat, berangkatnya jam 5 pagi ya, sebab telat dikit mataharinya udah tinggi, dan kalau beruntung kita bakal menikmati sang Surya muncul dari peraduannya, kalo mendung ya kayak kita gitu, cuma bisa selfie ditebing aja. Huhuhu.

slah satu sisi tebing pantai ropet

Tenang aja, meski gak bisa menikmati sunrise karna langit yang kelabu kita tetep bisa bersantai di pantai Ropet kok, spot alamnya bisa bikin memori kamu abis loh.

Goa Celeng

Masih di pulau Giliyang, wisata lain yang patut di nikmati adalah goa Celeng atau Mahakarya. Goa ini memiliki keindahan stalaktit dan stalakmit yang gak cuma bentuknya aja yang unik tapi beberapa dari stalaktit dan stalakmit ini bisa berkilauan jika d terpa cahaya.

Jarak dari goa ini gak terlalu panjang, namun beberapa area cukup rendah sehingga membutuhkan ketelitian supaya tidak terantuk saat berjalan. Berhubung gw baru pertama kali masuk goa jadi gak terlalu nyaman sama aroma kelelawarnya, meski mereka gak berisik banget kayak di film batman sik.

Perjalanan di giliyang berakhir dengan makan enak, ada yang unik dengan salah satu minuman disini. Kita mungkin udah gak asing sama yang namanya air legen kan ? yup, air yang bisa difermentasi menjadi arak ini ada disini dan diolah menjadi gula. Dan supaya awet dan gak berubah menjadi arak, air legen di rebus ditomang, atau tungku kayu bakar sehingga air berasa manis dan beraroma asap kayu.


BERSAMBUNG........

You Might Also Like

3 comments

  1. Ah seru nya mbak ceritanya. Senang bisa ketemu dengan mbak winda..

    ReplyDelete
  2. ternyata masih banyak yang gak terulas di tulisanku,

    ReplyDelete
  3. Keren, ditunggu tulisan selanjutnya

    ReplyDelete